Berbagai permasalahan di desa Bojongloa ini antara lain adalah pada sektor pertanian, untuk memanfaatkan batang pohon albasia dan pohon gempol dibutuhkan waktu puluhan tahun. Sehingga kurang efektif untuk meningkatkan perekonomian warga sekitar.
Sedangkan pada sektor peternakan, kebanyakan warga yang melakukan ternak ayam hanyalah sebagai buruh saja. Modal
diberikan oleh sebuah perusahaan dimana menurut salah satu ketua RT desa setempat, perusahaan tersebut merupakan perusahaan atas nama pemerintah. Warga yang bekerja
di tempat ternak tersebut hanya sekedar merawat dan mengurus ternak-ternaknya saja. Upah yang diberikan kepada mereka apabila harga per ekor ayam tinggi maka mereka akan mendapatkan upah dari hasil penjualan ayam-ayam tersebut. Namun ironisnya, apabila harga ayam mengalami penurunan, mereka tidak mendapatkan upah dari apa yang
mereka kerjakan.
Pada sektor perikanan, permasalahan yang dihadapi oleh warga setempat adalah sulitnya mendapatkan pakan ikan yang
sesuai dengan ekonomi mereka.Pelet ikan yang dijual dipasaran harganya melambung tinggi, sehingga menyulitkan warga untuk tetap bertahan mengembangbiakkan usaha ternak lelenya. Banyak dari warga yang
masih tetap bertahan untuk ternak lele memanfaatkan bangkai ayam yang telah dibakar sebelumnya untuk pakan lele-lele tersebut.
Usus ayam yang menjadi pakan lele |
Permasalahan yang lain adalah banyak dari warga
setempat kurang sadar akan pentingnya pendididkan untuk masa depan kelak. Beberapa
sekolah kondisinya tidak terawat seperti pada SDN Bojongloa I. Kondisi lingkungan
sekolahnya yang sudah tidak terlihat baik, seperti atap yang bolong dan dinding
ruang kelas yang tidak terawat.